Jumat, 18 Mei 2012

metode membaca b.arab


METODE MEMBACA (THARI:QAH AL-QIRA’AH)
1.      Latar Belakang
Ketidak puasan kepada metode langsung yang kurang memberikan perhatian kepada kemahirn membca dan menulis, mendorong para guru dan ahli bahasa untuk mencari metode baru.
Prof.Coleman dkk  dalam sebuah laporan yang ditulis pada tahun 1929 menyarankan penggunaan suatu metode dengan tujuan pengajaran yang lebih realistis, yang paling diperlukan oleh pelajar, yakni keterampilan membaca. Metode ini kemudian dinamai dengan metode membaca yang digunakan disekolah menengah dan perguruan tinggi di seluruh Amerika dan Negara Negara lain di Eropa.
2.      Asumsi
Metode ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa pengajaran bahasa tidak bisa bersifat multi tujuan, dan bahwa kemampuan membaca adalah tujuan yang paling realities ditinjau dari kebutuhan pembelajar bahasa asing.
3.      Karakteristik
1)      Tujuan utamanya adalah kemahiran membaca.
2)      Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan suplemen daftr kosa kata dan pertanyaan si bacaan, buku bacaan penunjang untuk perluasan, buku latihan mengarang terbimbing dan percakapan.
3)      Basis kegiatan pembelajaran adalah memahami isi bacaan, didahului oleh pengenalan kosa kata pokok dan maknanya, kemudian mendiskusikan isi bacaan dengan bantuan guru.
4)      Membaca diam lebih diutamakan disbanding membaca keras.
5)      Kaidah bahasa diterangkan seperlunya, jangan berkepanjangan.

4.      Lngkah langkah penyajian
1)      Pelajaran dimulai dengan pemberian kosa kata dan istilah yang dianggap sulit dan penjelasan maknanya dengan defenisi dan contoh dlam kalimat.
2)      Siswa membac teks bacaan secara diam selama kurang lebih 25 menit.
3)      Diskusi mengenai isi bacaan yang dapat berupa Tanya jawab dengan menggunakan bahasa ibu si pelajar.
4)      Pembicaraan mengenai tata bahasa secara singkat kalau dinggap perlu.
5)      Pembahasan kosa kata yang belum dibahas sebelumnya.
6)      Mengerjakan tugas tugas yang ada di buku suplemen, yaitu menjawab pertnyaan tentang isi bacaan, latihan menulis terbimbing, dsb.
7)      Bahan bacaan perluasan dipelajari dirumah dan dilaporkan hasilnya pada pertemuan berikutnya.

5.      Segi kelebihan dan kelemahan

Kelebihan
1)      Pelajar terlatih memahami bacaan dengan analisis, tidak dengan terjemah.
2)      Pelajar menguasai kosa kata dengan baik.
3)      Pelajar memhami penggunaan tata bahasa.
Kekurangan
1)      Pelajar lemah dalam eterampilan bicara nyaring (pelafalan, intonasi,dsb)
2)      Pelajar tidak terampil dalam menyimak dan berbicara.
3)      Pelajar kurang terampil dalam mengarang bebas.
4)      Karena kosa kata yang dikenalkan hanya yang berkaitan dengan bacaan, maka  pelajar lemah dalam memahami teks bacaan lain yang berbeda.








METODE AUDIOLINGUAL
(AT-THARIQAH AS-SAM’IYAH ASY-SYAFAHIYAH)
1.      Latar Belakang
Dalam situasi perng dunia II, Amerika Serikat memerlukan personalia yang lancar berbahasa asing untuk ditempatkan di bebrpa Negara, baik sebagai penerjemah dokumen dokumen maupun pekerjaan lain yang memerlukan komunikasi langsung dengan penduduk setempat.
Untuk itu Departemen Pertahanan Negara Amerika Serikat membentuk satu badan yang dinamai Army Specialized Training Programe (ASTP) dengan melibatkn 55 universits di AS.
Pengajaran bahas asing model ASTP yang bersifat intensif dan berbasis penyajian lisan ini dianggap berhasil. Model ASTP ini yang merupakan cikal bakal pendekatan aural oral atau metode audio lingual, setelah dikembangkan dan diberi landasan metodologis oleh berbagai universitas di Amerika, terutama oleh universitas Michigan.
2.      Asumsi
Pendekatan audio lingual didasarkan ats beberapa asumsi, antara lain bahwa bahasa itu pertama tama itu adalah ujaran. Oleh karena itu pengajaran bahasa harus dimulai dengan memperdengarkan bunyi bunyi bahasa dalam bentuk kata atau kalimat kemudian mengucapknnya, sebelum pengajaran membaca dan menulis.
Asumsi lain dari pendekatan ini adalah kebiasaan. Suatu perilaku akan menjaadi kebiasaan apabila diulng berkali kali. Oleh Karena itu pengajaran bahasa harus diakukan dengan teknik pengulangan atau repetisi.
Pendekatan audio lingual juga didasarkan ats teori tata bahasa structural (TBS). dalam teori ini tata bahasa dianggap sama dengan pola pola kalimat.
3.      Karakteristik
1)      Tujuan pengajaran adalah penguasaan empt keterampilan berbahasa secara berimbang.
2)      Urutan penyajiannya adalah menyimak dan berbicara baru kemudian membaca dan menulis.
3)      Model kalimat bahasa asing diberikan dalam bentuk percakapan untuk dihapalkan.
4)      Penguasaan kalimat dilakukan dengan latihan pola pola kalimat.
5)      Kosa kata dibatasi secara ketat dan selalu dihubungkan dengan konteks kalimat atau ungkapan, bukan sebagai kata kata lepas yang berdiri sendiri.
6)      Pengajran system bunyi secara sistematis agar dapat digunakn oleh pelajar, dengan teknik demonstrasi, peniruan, komparasi, kontras, dll.
7)      Pelajaran menulis merupakan representsi dari pelajaran berbicara, dalam arti pelajaran menulis terdiri dari pola kalimat dan kosa kata yang sudah dipelajari secara lisan.
8)      Penerjemahan dihindari.
9)      Gramatika tidak diajarkan pada tahap permulaan.
10)   Pemilian materi ditekankan pada unit dan pola yang menunjukan adanya perbedaan structural antr bahasa asing dn bahasa ibu.
11)   Kemungkinan  kemungkinan terjadinya kesalahan siswa dalam memberikan response harus sungguh sungguh dihindrkan.
12)   Penggunaan bahasa rekaman, labor bahasa, sangat dipentingkan.

4.      Langkah langkah Penyajian
1)      Penyajian dialog atau bacaan pendek, dengan cara guru membcakannya berulang kali, dan pelajar menyimak tanpa meliht teks.
2)      Peniruan dan penghapalan dialog atau bacaan pendek.
3)      Penyajian pola pola kalimat yang ada di dalam dialog atau bacaan pendek, terutam yang dianggap sukar dan berbeda dengan srtuktur dalam bahasa ibu si pelajar.
4)      Dramatisasi dialog atau bacaan ppendek yang sudah dilatihkan.
5)      Pembentukan kalimat kalimat lain yang sesuai dengan pola pola kalimat yang sudah dipelajari.

5.      Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
1)      Para pelajar memiliki keterampilan yang bagus.
2)      Para pelajar terampil membuat pola pola kalimat yang sudah dilatihkan.
3)      Suasana kelas hidup karena para pelajar tidak tinggal diam, harus terus menerus merespons stimulus guru.
Kekurangan
1)      Respons pelajar cendrung mekanistis, sering tidak mengetahui atau tidak memikirkan makna ujaran yang diucapkan.
2)      Pelajar bisa berbicara dengan lancer apabila klimat yang diucapkan tersebut elah dipelajari dalam kelas.
3)      Makna kalimat yang diajarkan terlepas dari satu konteks, sehingga pelajar hanya memahami satu makna, padahal suatu kalimat bisa mempunyai bebrapa makna sesuai konteks nya.
4)      Keaktifan siswa dalam kelas adalah keaktifan semu.
5)      Karena kesalahan dinggap sebagai dosa maka pelajar tidak dianjurkan berinteraksi secara lisan dan tulisan sebelum menguasai benar benar pola kalimat yang cukup banyak.
6)      Latihan latihan pola bersifat manipulative, tidak kontekstual dan tidak realistis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar